Jumat, 26 Desember 2008

JAWABAN TAS JARINGAN NIRKABEL PAK HENDRA

1.Sebutkan dan gambarkan beberapa mode yang terdapat dalam perangkat WLAN Access point!

a)Root mode





Access Point dalam Root Mode

b)Bridge Mode
Access Point dalam Brigde mode



c)Repeater Mode




Access point dalam mode repeater


2.Jelaskan dan gambar macam-macam orthogonal access point!

1. Tiga Orthogonal Channel Set yaitu
2.412 GHz channel 1
2.437 GHz channel 6
2.462 GHz channel 11


Ketiganya berbasis pada peralatan Amerika Serikat, mempunyai jarak antar Orthogonal Channel yang baik sehingga tidak saling menggangu


2. Empat Orthogonal Channel Set, yaitu:



2.412 GHz channel 1
2.432 GHz channel 5
2.552 GHz channel 9
2.572 GHz channel 13

Empat Orthogonal Channel Set sangat baik untuk daerah yang padat pengguna WLANnya, akan tetapi tidak cukup jarak antar orthogonal channel, bahkan agak sedikit overlap di ujung masing-masing

Nama : Sukmawati Hariyawan
NPM : 07.0511.0101

Rabu, 03 September 2008

TUGAS RSI

SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU
SMP NEGERI 2 CANDIMULYO



DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 ( ENAM )
1. IDA ROKHMAWATI OKTIANA 07.0511.0044
2. RIAN ANGGORO 07.0511.0088
3. SUKMAWATI HARIYAWAN 07.0511.0101
4. WIDYA INDRIYANA 07.0511.0128



TEKNIK INFORMATIKA ( D3 – TKJ )
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2008
SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU
SMP NEGERI 2 CANDIMULYO

A. LATAR BELAKANG
SMP Negeri 2 Candimulyo adalah sekolah menengah pertama yang beralamat di jalan Candimulyo – Mungkid km 1.5. Sekolah yang terletak agak pelosok ini memiliki standar sarana prasarana yang kurang memadai seperti sekolah – sekolah di kabupaten Magelang pada umumnya. SMP yang berdiri pada tahun 1995 ini tergolong SMP junior di kabupaten Magelang, tetapi berdasarkan hasil wawancara kami dengan kepala sekolah SMP tersebut, ternyata 3 tahun belakangan ini SMP N 2 Candimulyo menunjukan prestasinya dengan peningkatan sarana dan prasarana sekolah ditunjukkan dengan peningkatan hasil kelulusan dari tahun ketahun.

Sesuai dengan Visi dan Misi sekolah tersebut yaitu “Membentuk pribadi yang bertaqwa, trampil dan cerdas”, maka setiap tahun sekolah tersebut melakukan perbaikan mutu sekolah baik infrastruktur bangunan maupun kualitas kegiatan belajar mengajarnya.

Salah satu sarana yang ingin ditingkatkan oleh sekolah tersebut yaitu “Sistem Penerimaan Siswa Baru” yang masih manual sehingga menimbulkan masalah yaitu kurangnya efektifitas kerja panitia PSB dan manajemen waktu yang bertele – tele.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan sistem penerimaan siswa baru di SMP N 2 Candimulyo yang masih manual, didapatkan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana cara memperbaharui sistem PSB yang masih manual tersebut?
2. Aplikasi apa yang dapat digunakan dalam perbaikan sistem PSB itu?

C. TUJUAN
Tujuan rekayasa sistem PSB ini yaitu mengubah sistem PSB yang manual menjadi sistem PSB yang komputeris menggunakan aplikasi Ms.Acces.

D. BATASAN MASALAH
Berdasarkan pada sistem penerimaan siswa baru SMP N 2 Candimulyo pada tahun – tahun yang lalu, masih banyak terdapat kekurangan diantaranya :
- Kuranganya efektifitas pelaksanaan PSB
- Banyaknya biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PSB tersebut.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan perbaikan sistem atau rekayasa sistem PSB di SMP N 2 Candimulyo agar pelaksanaan PSB tahun depan lebih efektif dan efisien.

E. METODOLOGI
Langkah – langkah yang digunakan dalam rekayasa sistem penerimaan siswa baru di SMP N 2 Candimulyo yaitu :
1. Metode Wawancara
Metode wawancara kami gunakan untuk pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara langsung kepada responden sehingga informasi yang kami peroleh akurat.
2. Metode Observasi Data
Pada tanggal 2 sampai 5 Juli 2008 kami melakukan observassi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada obyek yang diteliti, sehingga mendapat data yang akurat.

F. IDENTITAS ORGANISASI
 Nama Organisasi : SMP Negeri 2 Candimulyo
 Alamat : Jl. Raya Candimulyo – Mungkid, Km 1 KP 56191
 Bidang Gerak : Pendidikan
 Contact person : (0293) 5529284

G. DESKRIPSI DAN ANALISIS SISTEM YANG SEKARANG BERJALAN
Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru

Sistem ”Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru” yaitu menyeleksi calon siswa baru yang mendaftarkan dirinya sebagai calon siswa baru SMP N 2 Candimulyo.

Yang bertanggung jawab terhadap sistem ”seleksi penerimaan peserta didik baru” yaitu :
 Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang
 Kepala Sekolah SMP N 2 Candimulyo
 Panitia SPPDB SMP N 2 Candimulyo
Model dari sistem yang sekarang berjalan :

a. Struktur organisasi



b. Diagram konteks & DFD level 0





Diagram konteks diatas menggambarkan bahwa Sistem Penerimaan Siswa baru berinteraksi dengan 4 terminator yaitu Calon siswa, Kepala sekolah, Dinas pendidkan dan Panitia PSB .
Sistem menerima input berupa :
 Petunjuk pelaksanaan PSb
 Data calon siswa
 Daftar siswa baru
 Persetujuan
Sistem mempunyai output berupa :
 Daftar calon siswa
 Daftar siswa baru (pengumuman)
 Laporan PSB untuk entitas Dinas Pendidikan



Pada sistem PSB dijabarkan dalam 4 proses utama yaitu :

1.1 Proses mencari info sekolah
 Siswa mencari info tentang sekolahan
 Siswa mendapat sekolah yang untuk mendaftarkan diri untuk mengikuti PSB

1.2 Proses mendaftar
 Siswa menginputkan data pada sistem
 Data inputan siswa akan disimpan dalam file daftar calon siswa

1.3 Proses penyeleksian calon siswa
 Data yang disimpan tersebut akan diolah melalui proses penyeleksian calon siswa baru
 Panitia menghasilkan daftar calon siswa baru

1.4 Proses memberikan persetujuan
 Kepala Sekolah mendapatkan daftar calon siswa yang lulus seleksi
 Kepala sekolah memberikan persetujuan yang m,enghasilkan daftar calon siswa baru



H. ANALISA KEBUTUHAN PENGGUNA


I. DAFTAR PUSTAKA
 Abdul Kadir. ”Konsep & Tuntunan Praktis Basis Data”, Andi Yogyakarta, 2001
 Dinas Pendidikan Kab.Magelag. ”Pedoman Pelaksanaan penerimaan Peserta Didik pada TK dan Sekolah di Kabupaten magelang”, Mengkid, 2008
 Herbert A.Simon. ”Pentahapan Sistem Informasi Manajemen”, Harper&Row, New York, 1960

J. LAMPIRAN
 Formulir pendaftaran calon peserta didik SMP Negeri 2 Candimulyo
 Lembar koreksian tugas dari Bu Titin

Jumat, 18 Juli 2008

Tugas Pak Hendra

Alur kerja DNS :



Flowchat yang menerangkan alur kerja DNS diatas :

Senin, 21 April 2008

OSPF

OSPF itu apa….???
OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.

Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.

OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan.

Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protocol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian.

Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link-state yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.

Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain?
Untuk memulai semua aktivitas OSPF dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukannya adalah membentuk sebuah komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga.

Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah harus membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.

Dalam membentuk hubungan dengan tetangganya, router OSPF akan mengirimkan sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Pada kondisi standar, Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-to-Point.

Hello packet berisikan informasi seputar pernak-pernik yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala. Cara kerja dari Hello protocol dan pembentukan neighbour router terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media di mana router OSPF berjalan.

OSPF Bekerja pada Media Apa Saja?
Seperti telah dijelaskan di atas, OSPF harus membentuk hubungan dulu dengan router tetangganya untuk dapat saling berkomunikasi seputar informasi routing. Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangganya, OSPF mengandalkan Hello protocol. Namun uniknya cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan informasi OSPF, masing-masing memiliki karakteristik sendiri, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut:

* Broadcast Multiaccess
Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Apa itu DR dan BDR akan dibahas berikutnya.
* Point-to-Point
Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
* Point-to-Multipoint
Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-to-Point tersebut.
Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak
meneruskan broadcast.
* Nonbroadcast Multiaccess (NBMA)
Media berjenis Nonbroadcast multi-access ini secara fisik merupakan sebuah serial line biasa yang sering ditemui pada media jenis Point-to-Point. Namun secara faktanya, media ini dapat menyediakan koneksi ke banyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja. Contoh dari media ini adalah X.25 dan frame relay yang sudah sangat terkenal dalam menyediakan solusi bagi kantor-kantor yang terpencar lokasinya. Di dalam penggunaan media ini pun dikenal dua jenis penggunaan, yaitu jaringan partial mesh dan fully mesh.
OSPF melihat media jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya, media ini tidak bisa meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu untuk penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi DR dan BDR yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR terpilih, router DR akan mengenerate LSA untuk seluruh jaringan.
Dalam media jenis ini yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki koneksi langsung ke seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router dan dikirim dengan menggunakan alamat unicast atau seperti layaknya proses OSPF pada media Point-to-Point.

Bagaimana Proses OSPF Terjadi?
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1. Membentuk Adjacency Router
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan para router terdekat atau neighbour router. Untuk dapat membuka komunikasi, Hello protocol akan bekerja dengan mengirimkan Hello packet.

Misalkan ada dua buah router, Router A dan B yang saling berkomunikasi OSPF. Ketika OSPF kali pertama bekerja, maka kedua router tersebut akan saling mengirimkan Hello packet dengan alamat multicast sebagai tujuannya. Di dalam Hello packet terdapat sebuah field yang berisi Neighbour ID. Misalkan router B menerima Hello packet lebih dahulu dari router A. Maka Router B akan mengirimkan kembali Hello packet-nya dengan disertai ID dari Router A.

Ketika router A menerima hello packet yang berisikan ID dari dirinya sendiri, maka Router A akan menganggap Router B adalah adjacent router dan mengirimkan kembali hello packet yang telah berisi ID Router B ke Router B. Dengan demikian Router B juga akan segera menganggap Router A sebagai adjacent routernya. Sampai di sini adjacency
router telah terbentuk dan siap melakukan pertukaran informasi routing.

Contoh pembentukan adjacency di atas hanya terjadi pada proses OSPF yang berlangsung pada media Point-to-Point. Namun, prosesnya akan lain lagi jika OSPF berlangsung pada media broadcast multiaccess seperti pada jaringan ethernet. Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router yang ada dalam jaringan, maka adjacency router-nya tidak hanya satu. Proses pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di dalam jaringan tersebut menjadi adjacent router.

Namun apa yang akan terjadi jika semua router menjadi adjacent router? Tentu komunikasi OSPF akan meramaikan jaringan. Bandwidth jaringan Anda menjadi tidak efisien terpakai karena jatah untuk data yang sesungguhnya ingin lewat di dalamnya akan berkurang. Untuk itu pada jaringan broadcast multiaccess akan terjadi lagi sebuah proses pemilihan router yang menjabat sebagai “juru bicara” bagi router-router lainnya. Router juru bicara ini sering disebut dengan istilah Designated Router. Selain router juru bicara, disediakan juga back-up untuk router juru bicara ini. Router ini disebut dengan istilah Backup Designated Router. Langkah berikutnya adalah proses pemilihan DR dan BDR, jika memang diperlukan.

2. Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
Dalam jaringan broadcast multiaccess, DR dan BDR sangatlah diperlukan. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi proses yang sangat kritikal. Sesuai dengan namanya, BDR merupakan “shadow” dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah terjadi pada router DR. Ketika router DR bermasalah, maka posisi juru bicara akan langsung diambil oleh router BDR. Sehingga perpindahan posisi juru bicara akan berlangsung dengan smooth.

Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan nilai Priority-nya lebih tinggi.

Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi sebuah “tie breaker” jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router dengan nilai router ID tertinggi dalam jaringan.

Setelah DR dan BDR terpilih, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh informasi jalur dalam jaringan.

3. Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
Setelah terbentuk hubungan antarrouter-router OSPF, kini saatnya untuk bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada dalam jaringan. Pada jaringan yang menggunakan media broadcast multiaccess, DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF dengannya. DR akan memulai lebih dulu proses pengiriman ini. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, siapakah yang memulai lebih dulu pengiriman data link-state OSPF tersebut pada jaringan Point-to-Point?

Untuk itu, ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa yang menjadi slave dalam proses pengiriman.

Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dahulu, sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan Hello packet, router ID masing-masing juga dikirimkan ke router neighbour.

Setelah membandingkan dengan miliknya dan ternyata lebih rendah, maka router tersebut akan segera terpilih menjadi master dan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Isi paket ini adalah ringkasan status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database Description, maka router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state merupakan fase di mana sebuah router mulai mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya.

Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada dalam database state tersebut.

4. Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka kini saatnya untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut akan terus digunakan. Untuk memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost. Metrik Cost biasanya akan menggambarkan seberapa dekat dan cepatnya sebuah rute. Nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus:
Cost of the link = 108 /
Bandwidth

Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai, maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.

5. Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya.

Ketika ada perubahan link-state dalam jaringan, OSPF router akan melakukan flooding terhadap perubahan ini. Tujuannya adalah agar seluruh router dalam jaringan mengetahui perubahan tersebut.

Sampai di sini semua proses OSPF akan terus berulang-ulang. Mekanisme seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi dengan baik, terpilih dengan baik dan dapat digunakan dengan baik pula.

Jaringan Besar? Gunakan OSPF!
Sampai di sini proses dasar yang terjadi dalam OSPF sudah lebih dipahami, meskipun masih sangat dasar dan belum detail. Melihat proses terjadinya pertukaran informasi di atas, mungkin Anda bisa memprediksi bahwa OSPF merupakan sebuah routing protokol yang kompleks dan rumit. Namun di balik kerumitannya tersebut ada sebuah kehebatan yang luar biasa. Seluruh informasi state yang ditampung dapat membuat rute terbaik pasti terpilih dengan benar. Selain itu dengan konsep hirarki, Anda dapat membatasi ukuran link-state database-nya, sehingga tidak terlalu besar. Artinya proses CPU juga menjadi lebih ringan.

Keuntungan menggunakan OSPF

* Speed of convergence
* Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM)
* Network size
* Path selection
* Grouping of members


Anggota Kelompok:
1.Nico Hadi Saputra
2.Diah Permeitasari
3.Nur Rubiyantoro
4.Furi Mega Rahayu

Jumat, 29 Februari 2008

Tugas Jarkom

Laporan dari tempat magang...

SD 1 Selomerto Wonosobo

Mau nglaporin apa ya pak?
saya aja bingung soalnya di Sd 1 Selomerto ini belum ada komputernya, apalagi lab??
tapi sudah ada rencana dan anggaran yang masuk,intinya mungkin tidak lama lagi sekolah ini sudah mempunyai komputer.
Jadi saya belum bisa melaporkan dengan jelas dari tugas pak hendra tsb.
Mungkin untuk sementara hanya ini yang saya laporkan....
sedangkan kepingin pindahtempat magang, tapi disitu sebenernya memang membutuhkan tenaga IT....mungkin belum saat ini tapi setelah komputer itu ada....
saran pak hendra gimana?